Norma seorang pimpinan kampus berpegang pada skor-skor kejujuran, keadilan, pas komitmen, taat undang-undang, bertanggungjawab, responsif, dan sopan santun. Karenanya para pimpinan kampus bisa memberikan pelayanan terhadap mahasiswa yang pantas dengan keinginan, sehingga memelihara kepercayaan mahasiswa kepada mereka.

Sikap adil dari seorang pimpinan kampus juga sangatlah berakibat, guna memakai kesetaraan dan bisa memberi peluang yang bet 10 sama bagi segala mahasiswa. Tetapi, ironis sekali kalau terdapat pimpinan kampus yang bertindak sebaliknya. Dengan memanfaatkan mahasiswa, serta hidup dalam drama-drama licik cuma demi profit.

Seperti yang kita kenal, bahwa di Universitas tercinta kita ini terdapat suatu aktivitas jalan-jalan ke luar kota, yang lazimnya dijalankan setiap satu tahun sekali adalah field trip. Dikutip melewati website wisatasekokah.com field trip ialah kunjungan tamasya yang bisa mensupport pengetahuan mahasiswa melewati pelajaran di luar kelas, dengan mendatangi sebagian destinasi.

Mengenai hal hal yang demikian, mahasiswa berinisialkan R dan A dari Program Studi (Prodi) Pengarahan dan Konseling Pengajaran Islam (BKPI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Raden Intan Lampung membuka bunyi, kalau ada sebuah paksaan dalam mencontoh aktivitas field trip yang berkedok substitusi Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Prodi yang mereka tempuh.

Field trip yang mulanya dianggap sebagai kesibukan paling menyenangkan bagi para mahasiswa, juga akan menerima banyak pengalaman belajar baru yang betul-betul menyenangkan, serta lebih sensitif kepada lingkungan sekitar. Akan melainkan berbanding terbalik kalau halnya aktivitas ini dijalankan atas dasar paksaan. Karenanya tak ada kata menyenangkan bagi mahasiswa.

Menurut pengakuan salah satu Mahasiswa BKPI berinisial R yang sudah mencontoh field trip, kalau pada aktivitas field trip setiap tahunnya dijalankan atas dasar paksaan.

Dengan keterangan, bahwa aktivitas field trip ada pada kurikulum seperti mata kuliah lainnya.

R juga mengatakan kalau bagi mereka yang tak mencontoh field trip, karenanya dipaksa membayar akta PKL seharga Rp. 500.000 yang digadang-gadang akta hal yang demikian ialah persyaratan untuk mengerjakannya slot garansi Komprehensip langkah yang patut dijalankan menuju Munaqosyah.

Pada faktanya, Prof. Dr. Alamsyah, M.Ag selaku Wakil Rektor (Warek) I Bidang Akademik dan Kelembagaan UIN RIL mengatakan, bahwa program field trip TIDAK DIWAJIBKAN dan tak terdapat pada kurikulum yang UIN RIL pakai.

Beliau malah mengatakan aktivitas field trip hanyalah sukarela mahasiswa. Bagi siapa saja yang berkeinginan mencontoh, dipersilakan. Bagi yang tak mencontoh, JANGAN DISKRIMINASI.

Telah terang bahwa mahasiswa yang tak mencontoh field trip jangan di diskriminasi, jangan dipersulit jalannya untuk selesai di kampus ini.

Dari Abi Shirmah r.a berkata, Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang memberi kemudaratan terhadap seorang muslim, karenanya Allah akan memberi kemudaratan kepadanya, barang siapa yang merepotkan (menyusahkan) seorang muslim karenanya Allah akan menyusahkan ia”.

Adapun, mahasiswa BKPI berinisial A bertanya pada pihak Unit Kesibukan Mahasiswa (UKM) Pers Mahasiswa Raden Intan (PersMa RI) melewati website Instagram @pers_radenintan. Dia bertanya, bagaimana caranya mahasiswa BKPI bisa mengajukan judul, walaupun field trip di tahun ini ditunda? Karena persyaratan mengajukan judul adalah mempunyai akta field trip.

Layak dengan Surat Edaran (SE) FTK dengan nomer surat 1496/Un.16/DT/ PP.009.01/03/2023 berisi bahwa FTK sedang menjalankan Re-Akreditasi sehingga aktivitas non-akademik seperti field trip ditidakan sampai waktu yang tak diatur.

Dengan tegas Prof. Alamsyah menghimbau, “Jangan jadikan PKL field trip. Kita berpacu pada kurikulum dan buku pertanda di luar itu tak diharuskan,” tutur beliau.

Filed trip tak ada di buku pertanda, field trip tak ada di kurikulum, field trip bukan persyaratan untuk mengajukan judul atau persyaratan kompre, field trip cuma jalan-jalan sukarela oleh mahasiswa bersama dosen.

Tetapi, sampai opini ini dikeluarkan Dr. Ali Murtadho, M.S.I selaku Ketua Jurusan (Kajur) BKPI senantiasa berdalih sibuk ketika berkeinginan dijumpai untuk menjelasakan berhubungan hal ini.

Telah sebuah kewajiban bagi para pimpinan kampus tak memberatkan mahasiswa dalam hal pengajaran. Seperti yang kita kenal, tak seluruh mahasiswa UIN RIL berlatar ekonomi yang mapan. Mereka para slot bet 200 pimpinan kampus malah sejatinya yaitu orang tua, karenanya kasihlah rasa empati itu pada mahasiswa sepantasnya mereka yaitu buah hati kalian.

Penulis mau terhadap pimpinan kampus untuk tak lagi bersikap egois. Terutama lagi atas dasar aktivitas yang sifatnya tak patut. Jangan ada paksaan bagi siapa saja, jangan ada diskriminasi bagi mahasiswa manapun. Jangan mengada-adakan hal yang tak ada.